Monday, January 13, 2014

Surat Cinta dari Seorang Suami...

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jikalau engkau ingin punya suami yang kaya raya, punya rumah mewah, mobil banyak, harta melimpah, maka bukan akulah orang yang kau cari. Aku hanya orang sederhana yang tidak begitu suka dengan kemewahan dan kekayaan melimpah.

Jikalau engkau ingin pendamping hidup yang bisa bernyanyi mendendang lagu dengan suara merdu mendayu syahdu, maka bukan aku orang yang kau cari. Aku hanyalah orang biasa yang tak dapat bernyanyi merdu dan aku memang tak suka bernyanyi.

Jikalau engkau mencari suami dengan tampang yang tampan rupawan dan putih, maka bukan aku orang yang kau cari. Aku hanya orang biasa yang tak tampan apalagi putih, hanya tulangku saja yang putih.

Jikalau engkau ingin punya suami yang romantis, maka bukan aku orang yang tepat. Karena aku sama sekali tak tau romantis, aku tak dapat mendefinisikan romantis itu sendiri, selalu kucoba romantis tapi tak pernah bisa.

Aku hanya ingin menjadi suami yang bisa mengajarkan memaknai hidup, bahagia dalam kesederhanaan, membuka matamu melihat setiap jengkal hidup, mengajakmu meniti luasnya dunia, melantunkan ayat-Nya walau dengan tertatih.
Aku ingin membangun rumah kita dengan jerih payahku sendiri dan didalamnya ingin kuwarnai dengan kebahagiaan abadi dijalan-Nya. Aku ingin mengajarimu banyak hal dengan semua yang kumiliki. Karena aku hanya ingin kebahagiaan itu kubangun untuk kita, kebahagiaan dunia dan akhirat.

Wahai calon istriku..
Hati ini akan kujaga selalu untukmu..
_________________________________________________________________________________

Asma’ binti Kharijah Al Fazary berpesan kepada puterinya ketika menikah (sebelum melepaskan kepergiannya menuju suaminya) :

 “Wahai puteriku sayang, tak lama lagi kau akan keluar meninggalkan ayunan tempat kau ditimang dulu, dan berpindah ke atas ranjang yang belum pernah kau lihat sebelumnya. Kau akan hidup bersama seorang kawan yang belum pernah kau kenal sebelumnya. Oleh karena itu, jadilah bumi tempat ia berpijak, maka ia akan menjadi langit yang menaungimu. Jadikanlah dirimu tempat sandaran baginya, maka ia akan menjadi tiang yang meneguhkanmu. Jadilah pelayan baginya, ia akan menjadi abdi bagimu. Jangan kau merepotkannya sehingga ia merasa kesal. Dan jangan terlalu jauh darinya sehingga ia lupa akan dirimu. Jika ia mendekatimu, maka dekatilah. Jika ia berpaling, maka menjauhlah. Peliharalah pandangannya, pendengarannya dan penciumannya. Jangan sampai ia memandang sesuatu yang buruk darimu. Dan jangan sampai ia mendengar kata-kata kasar darimu. Dan jangan sampai ia mencium bau yang tak sedap darimu. Jadikanlah setiap apa yang ia lihat adalah wajahmu yang cantik berseri-seri. Jadikanlah setiap apa yang ia dengar adalah ucapanmu yang santun dan lembut. Jadikanlah setiap apa yang ia cium adalah aroma wangi tubuh dan pakaianmu.”

Ayahmu dulu berpesan kepada ibumu: Maafkanlah segala kesalahan dan kehilafanku, niscaya cinta kita akan terus bersemi. Ketika aku marah, janganlah kau memancing lagi amarahku. Karena benci dan cinta takkan pernah bersatu. Saat benci datang, cinta pun kan berlalu.”



No comments:

Post a Comment